Center of Excellence (CoE) Industri Petrokimia FT UNTIRTA bekerjasama dengan Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) mengadakan Pelatihan Asesor Kompetensi Industri Kimia pada tanggal 11 s.d 15 September 2017. Tujuan pelatihan ini untuk mencetak asesor-asesor yang akan menilai atau menguji apakah seseorang kompeten dalam bidang tertentu, khususnya industri kimia maupun industri petrokimia. Acuan standar yang digunakan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ( SKKNI). Para instruktur yang terdiri dari para Master Asesor dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Adapun peserta terdiri dari para praktisi industri, akademisi, dan instansi. Dari Industri berasal dari PT. Chandra Asri, PT. Nippon Shokubai Indonesia (Cilegon) dan PT. Polytama Propindo (Indramayu). Sedangkan instansi terdiri dari staf Dirjen IKTA Kemenperin RI maupun para tenaga ahli di Kemenperin RI. Akademisi terdiri dari para dosen di Fakultas Teknik UNTIRTA. Selain itu, peserta terdiri dari para guru SMK di Semarang dan Surabaya. Hadir dalam pembukaan acara pelatihan ini, Direktur IKTA, Ir. Muhammad Khayam, MT., Wakil Rektor UNTIRTA II, H. Kurnia Nugraha, MT., Bapak Dekan Fakultas Teknik Untirta, Dr. Eng. A. Ali Alhamidi, MT. dan Direktur Eksekutif CoE Industri Petrokimia Dr.-Ing. Asep Ridwan, MT. Pada Kesempatan ini Wakil Rektor II mengapresiasi kegiatan workshop ini karena diselenggarakan hasil kerjasama dari dua lembaga yakni Kemenperin RI dengan Untirta, beliau mengungkapkan perasaannya yang sangat bangga atas berdirinya bangunan CoE ini karena menurutnya dapat meningkatkan kualitas lulusan FT Untirta. Sementara itu, Direktur IKTA, Ir. Muhammad Khayam, MT. menyampaikan Workshop ini selain merupakan agenda kerja dari kemenperin RI, juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia khususnya Banten, yang diutamakan SDM yang berkecimpung di bidang industri Kimia maupun Petrokimia. Beliau menerangkan output dari kegiatan ini adalah terciptanya para Asesor yang mempunyai tugas untuk menilai, menguji seseorang apakah layak mempunyai keahlian/kompetensi pada bidang tertentu khususnya bidang Industri kimia maupun petrokimia, beliau menerangkan Asesor merupakan salah satu faktor yang dapat mensukseskan proses seorang SDM industri kimia maupun petrokimia mendapatkan sertifikat dari BNSP maupun Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) karena kementeriannya menargetkan SDM yang bekerja di Industri bersertifikat sesuai keahliannya masing-masing yang dapat menaikkan nilai persaingan tenaga kerja Indonesia di tingkat nasional maupun Internasional. Menurutnya sekarang ini dari 125 juta orang yang bekerja hanya 3 juta orang yang sudah mempunyai sertifikat keahlian, bila dibandingkan dengan negara maju, SDM Indonesia masih banyak tertinggal jauh, banyak yang perlu ditingkatkan dan peningkatan SDM Indonesia merupakan tangggung jawab pemerintah Indonesia.
Kompetensi yang ingin dicapai dalam pelatihan ini terdiri dari 3 kompetensi, yaitu:
- Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen (16 jam)
- Mengembangkan Perangkat Asesmen (10 jam)
- Mengases Kompetensi (14 jam)
Total jumlah peserta sebanyak 45 orang dan dibagi menjadi 2 kelas paralel: Kelas A dan kelas B. Ruangan yang digunakan berada di Gedung CoE 2 Lt. 3 dan lt.4. Pelatihan selama 5 hari berlangsung penuh dengan 3 tugas yang dibebankan kepada peserta sesuai 3 kompetensi yang ingin dicapai. Pelatihan berlangsung setiap hari dari mulai jam 8 sampai 20.40. Ijin hanya bisa diberikan oleh instruktur bagi peserta yang betul-betul darurat selama maksimum 4 jam. Pada hari Jumat, 15 September pelatihan ditutup oleh Dirjen IKTA dan diberikan sertifikat pencapaian kompetensi kepada para peserta. Semoga pelatihan ini bisa memberikan kontribusi bagi daya saing bangsa melalui penambahan asesor untuk menilai kompetensi para pekerja di bidang tertentu, khususnya bidang industri kimia maupun petrokimia.