Dalam berbagai kesempatan, Rektor Untirta, Prof. Fatah Sulaiman menyampaikan bahwa visi Untirta pada periode kedua jabatan beliau adalah “Terwujudnya Untirta sebagai Healthy, Integrated, Smart and Green (HITS and Green) University menuju PTN Berbadan Hukum yang Unggul, Berkarakter, dan Berdaya Saing Global Tahun 2030”. Selanjutnya visi ini dituliskan secara singkat menjadi Visi Global Untirta 2030. Visi ini dirumuskan setelah visi pada periode pertama yaitu berdaya saing di ASEAN telah tercapai yang ditandai dengan diperolehnya sertifikasi AUNQA untuk empat program studi. Dengan didapatkannya sertifikasi AUNQA, maka Tim IKU Untirta telah dapat menginput capaian IKU8 untuk keempat prodi tersebut dalam penghitungan IKU tahun 2023. Namun demikian capaian sertifikasi ini belum membuat Untirta merasa puas, karena belum ada satupun prodi yang memperoleh akreditasi internasional.
Untuk dapat mendukung visi global Untirta 2030, tentunya semua unsur terutama fakultas dan prodi perlu melakukan upaya-upaya internasionalisasi pada aspek-aspek yang menunjang pencapaian IKU8. Sistem akreditasi internasional pada umumnya fokus pada beberapa hal yaitu implementasi good university gavernance, kurikulum OBE, kerja sama internasional, luaran yang direkognisi secara internasional, dan penjaminan mutu. Kerja sama internasional tentunya dapat menjadi penguat dalam upaya pencapaian beberapa elemen penilaian akreditasi dan IKU seperti keberadaan mahasiswa asing, hibah internasional, dosen berkegiatan di luar kampus, dan tentunya kegiatan kerja sama itu sendiri.
Dalam rangka melakukan upaya kerja sama internasional pimpinan FT Untirta melakukan kunjungan ke beberapa institusi di Malaysia pada akhir Agustus 2023. Pilihan ke Malaysia diambil dengan pertimbangan kesetaraan level antara Untirta dengan beberapa universitas di Malaysia. Selain itu kesamaan budaya dan bahasa diyakini menjadi faktor utama dapat terlaksananya program kerja sama. Harus diakui bahwa bahasa seringkali menjadi penghambat pada implementasi kerja sama Untirta dengan luar negeri. Untuk itu Malaysia menjadi pilihan yang realistis dan masih terdapat beberapa universitas yang selevel dengan Untirta. Universitas yang kemudian dijadikan pilihan adalah Universiti Teknologi Mara (UiTM) di Shah Alam, Selangor, dan Universiti Islam Antarbangsa Malaysia (UIAM). Selain itu, tim juga berkunjung ke Kedutaan Besar RI di Malaysia. Berikut ini narasi perjalanan kami ke Malaysia dan beberapa rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti.
1. Kunjungan ke College of Computing, Informatics and Mathematics, Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia
UiTM merupakan kampus negeri yang berada hampir di semua negeri (provinsi) di Malaysia. Pada hari Selasa, 29 Agustus 2023 jam 08.00 tim tiba di Bandara KLIA2. Setelah sarapan, tim bergerak menuju Komplek Al Khawarizmi, yang merupakan lokasi Kampus Kolej Komputer, Informatika, Matematika. Komplek ini berada di perbukitan, sehingga nampak natural dengan posisi gedung yang sebagian di bawah dan sebagian di atas. Kami disambut oleh Dekan Jaringan Industri, Komuniti, dan Alumni, Prof. Nizam, yang kemudian dibawa ke Bilik Mesuarat (Meeting Room). Meeting dipimpin oleh Prof. Haryani Haron, yang menjabat sebagai Asisten Vice Chancelor, merupakan pimpinan tertinggi kolej. Struktur jabatan di UiTM ini berbeda dengan kampus pada umumnya. Seperti umumnya kampus di Malaysia, yang bertindak sebagai Chacelor adalah Raja, dan sebagai pelaksana di kampus adalah Vice Chancelor. Namun di UiTM berbeda pada struktur di bawah Asisten VC, yang membawahi 4 orang dekan, yaitu Dekan Akademik dan Internasional, Dekan Riset dan Inovasi, Dekan Kemahasiswaan, dan Dekan Jaringan Industri, Komuniti, dan Alumni. Gambar 1 adalah suasana rapat di bilik Mesuarat CCIM, UiTM.
Gambar 1. Suasana Rapat Pimpinan FT Untirta dengan Pimpinan CCIM, UiTM
Pada pertemuan tersebut disepakati beberapa hal dalam rangka meningkatkan peringkat kedua kampus, sebagai berikut:
- Staf development melalui pengiriman staf dosen FT Untirta untuk belajar pada CCIM, UiTM, pada Prodi S3 Manajemen Informasi, untuk dosen Prodi Elektro, Informatika, dan Statistika.
- Pertukaran mahasiswa baik full semester atau beberapa MK atau beberapa
- Publikasi bersama antara peneliti di FT Untirta dan CCIM khususnya Prodi Elektro, Informatika, dan Statistika.
- Pertukaran dosen dalam bentuk visiting profesor atau visiting
- Pertukaran reviewer
2. Kunjungan ke Kolej Kejuruteraan (College of Engineering) UiTM
Kolej Kejuruteraan UiTM melingkupi Fakultas Teknik Kimia, Fakultas Teknik Sipil, Fakultas Teknik Elektro, dan Fakultas Teknik Mesin. Delegasi FT Untirta disambut oleh Tim tuan rumah yang dipimpin oleh Dekan Akademik dan Internasional, Prof. Solehuddin pada jam 14.00. Gambar 2 adalah dokumentasi pertemuan yang digelas di Bilik Mesuarat Teknik Elektro.
Gambar 2. Penandatangan Sertifikat Kerja Sama
Pada pertemuan tersebut juga diperoleh beberapa rekomendasi kerja sama sebagai berikut:
- Staf development melalui pengiriman staf dosen FT Untirta untuk belajar pada Kolej Engineering, UiTM, untuk dosen Prodi Sipil, Elektro, Kimia, dan
- Pertukaran mahasiswa baik full semester atau beberapa MK atau beberapa
- Publikasi bersama antara peneliti di FT Untirta dan Kolej Engineering khususnya Prodi Elektro, Sipil, Kimia, dan Mesin.
- Pertukaran dosen dalam bentuk visiting profesor atau visiting
- Pertukaran reviewer
Setelah penandatanganan sertifikat kerja sama, Tim dipandu mengelilingi lab-lab di Kolej Kejuruteraan. Gambar 3 adalah contoh kunjungan ke Lab. Material yang terdapat beberapa mesin injection molding.
Gambar 4. Kunjungan Lab Material
3. Kunjungan ke Kulliyah of Engineering IIUM
Pada hari Rabu, 30 Agustus 2023, Tim mengunjungi Kuliyyah of Engineering, International Islamic University Malaysia yang terletak di Kawasan Gombak. Kami ditemui oleh Wakil Dekan Pengembangan Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat, Assoc Prof. Khairul Azami bin Sidek. Beliau ditemani oleh beberapa dosen termasuk Kaprodi Teknik Mekatronika. Gambar 4 adalah dokumentasi pertemuan di IIUM.
Gambar 4 Dokumentasi Kunjungan ke Faculty of Engineering, IIUM
Setelah diskusi di ruang meeting, kami dipandu untuk melakukan kunjungan ke lima lab, termasuk Lab. Robotika, Lab. Smart Farming, dan Lab. Teknik Industri. Gambar 5 adalah dokumentasi di Lab. Teknik Industri yang terdapat beberapa mesin 3D printing yang dapat membuat bermacam-macam benda dan souvenir.
Gambar 5 Dokumentasi Kunjungan ke Lab. Teknik Industri
Pada kunjungan laboratorium ini terdapat pengalaman bagus pada Lab. Cute, yang mendapatkan alokasi ruang dan peralatan cukup luas. Informasi yang kami terima,
Lab. Cute banyak mendapatkan projek dari Kementerian atau industri, yang salah satunya mencapai 1,6 Juta RM. Pada salah satu bagian lab ini terdapat mahasiswa magang dari berbagai negara, yang datang pada masa libur semester. Beberapa rekomendasi yang mungkin dapat diterapkan di Untirta:
- Staf development melalui pengiriman staf dosen FT Untirta untuk belajar pada Faculty of Engineering, IIUM, pada departemen berikut:
- Department of Biotechnology Engineering
- Department of Civil Engineering
- Department of Electrical and Computer Engineering
- Department of Materials and Manufacturing Engineering
- Department of Mechatronics Engineering
- Department of Mechanical Engineering
- Department of Science in Engineering
- Pertukaran mahasiswa baik full semester atau beberapa MK atau beberapa
- Publikasi bersama antara peneliti di FT Untirta dan Faculty of Engineering,
- Pertukaran dosen dalam bentuk visiting profesor atau visiting
- Pertukaran reviewer jurnal
4. Kedutaan Besar RI
Setelah selesai kunjungan di IIUM, kami melanjutkan perjalanan ke Kedutaan Besar RI di Malaysia. Meskipun Prof Firdaus yang menjabat sebagai Atdikbud RI di Malaysia sedang tidak ditemui, namun kami dapat bertemu dengan staf beliau, Pak Sohih.
Gambar 6 Dokumentasi Kunjungan di KBRI
Pada kesempatan tersebut, Pak Sohih menceritakan bahwa saat ini Atdikbud melaui Sekolah Indonesia KL menyelenggarakan sekolah informal untuk anak TKI ilegal yang jumlahnya cukup besar. Karena faktor orang tuanya ilegal, maka anak-anaknya
tidak memiliki dokumen kependudukan dan akibatnya mereka tidak dapat bersekolah formal. Namun sebagai perwakilan RI, pihak KBRI merasa ikut bertanggungjawab untuk mendidik warga Indonesia. Ketika ditanya, siapa yang mengajar, beliau menjelaskan yang mengajar siapa saja yang mau berbagi. Namun ada beberapa Perguruan Tinggi yang mengirimkan mahasiswanya dalam kegiatan KKN Internasional. Pada kesempatan tersebut Pak Sohih memberikan peluang untuk Untirta dalam usaha mencerdaskan anak bangsa yang karena situasinya tidak memeproleh hak-hak pendidikan. (Prof. Supriyanto/WD1)