Bersama Lawan Resiko Bencana : LPPM Untirta dan FT Untirta Kolaborasi Mitigasi Bangunan di Kota Cilegon dengan BPNB

Diposting pada

Cilegon, 22 Juli 2025 – Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (FT Untirta) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM Untirta), berkolaborasi dengan Direktorat Mitigasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menggelar kegiatan Bimbingan Teknis Penilaian Kerentanan Bangunan di Auditorium Lantai 2, Gedung Dekanat FT Untirta. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis peserta dalam menilai bangunan dari aspek kerentanan terhadap bencana, khususnya di wilayah rawan seperti Kota Cilegon.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Direktorat Mitigasi BNPB, tim BPBD Kota Cilegon, jajaran pimpinan FT Untirta dan LPPM Untirta, serta puluhan peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, dan tenaga teknis dari berbagai institusi yang relevan di wilayah Banten.

Dekan FT Untirta, Prof. Dr. Jayanudin, S.T., M.Eng., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya penanaman budaya keselamatan, terlebih karena kampus berada di kawasan industri dan pesisir yang rawan bencana. Kepala BPBD Kota Cilegon, H. Suhendi, S.Pd., MM, menyebut Cilegon sebagai kota industri dengan potensi kerusakan teknologi, serta perlunya mitigasi terukur seperti penguatan struktur dan perencanaan evakuasi.

Dari BNPB, Deputi Mitigasi Dra. Prasinta Dewi, M.A.P., menjelaskan bahwa bimtek ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif. Peserta dilatih menggunakan instrumen penilaian rumah swadaya sebagai alat ukur lapangan. Sementara itu, Assoc. Prof. Dr. Sirajuddin, S.T., M.T. menambahkan, hasil dari kegiatan ini akan mendukung penyusunan indeks kerentanan bangunan skala nasional, di mana peserta juga akan dilibatkan sebagai enumerator.

Sesi selanjutnya diisi dengan pemaparan materi teknis oleh tim BNPB, mencakup pengenalan indikator kerentanan serta simulasi penggunaan formulir penilaian. Bimtek ini diharapkan menjadi kontribusi nyata dalam memperkuat kesiapsiagaan struktural di wilayah-wilayah rawan bencana melalui kolaborasi akademisi dan pemerintah.