Dosen Teknik Metalurgi FT UNTIRTA Raih Best Paper Award di Konferensi Internasional Canadian Institute of Technology

Diposting pada

Cilegon, 4 Agustus 2025 — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh sivitas akademika Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Prof. Ir. Agus Pramono, S.T., M.T., Ph.D., Tech., dosen Program Studi Teknik Metalurgi, sukses meraih Best Paper Award pada ajang The 5th International Conference of the Canadian Institute of Technology – Technology, Business, and Innovation (ICITTBT) 2025.

Makalah ilmiah berjudul “Effect of Aluminum Content and Compaction Pressure of Bovine Bone-Derived Hydroxyapatite Composites” tersebut mengangkat pendekatan waste-to-material untuk menghasilkan material implan tulang berbasis limbah tulang sapi dan aluminium daur ulang. Karya ini dinilai unggul karena menggabungkan keberlanjutan, inovasi teknologi, dan orientasi pada kemandirian industri nasional.

Tentang ICITTBT
The International Conference of the Canadian Institute of Technology (ICITTBT) merupakan forum ilmiah internasional bergengsi yang diselenggarakan oleh Canadian Institute of Technology. Konferensi ini mempertemukan para peneliti, akademisi, dan profesional dari berbagai negara serta lintas disiplin untuk membahas temuan-temuan terbaru di bidang teknologi, rekayasa, dan sains terapan.

ICITTBT diikuti oleh peserta dari berbagai benua, termasuk Asia, Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan Australia, menjadikannya ajang global yang inklusif dan kompetitif. Dalam konferensi ini, peserta mempresentasikan hasil riset yang mencakup topik-topik mutakhir seperti teknologi material, kecerdasan buatan, energi terbarukan, sistem manufaktur, hingga teknologi kesehatan.

Salah satu penghargaan paling bergengsi dalam konferensi ini adalah Best Paper Award, yang diberikan kepada makalah ilmiah dengan kontribusi teoritis dan aplikatif tertinggi, berdasarkan penilaian panel ahli internasional. Penghargaan ini menandakan pengakuan atas keunggulan riset yang tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga memiliki dampak nyata terhadap perkembangan teknologi global.

Dari Limbah Menjadi Solusi: Biomaterial Lokal yang Kompetitif
Dalam paparannya, Prof. Agus menjelaskan bahwa riset ini dilatarbelakangi oleh mahalnya material implan tulang komersial, yang masih didominasi oleh produk berbasis stainless steel SS 316L impor. Melalui pendekatan berbasis waste-to-material, limbah tulang sapi dan babi dikalsinasi menjadi hidroksiapatit (HA), kemudian diperkuat dengan serbuk aluminium hasil daur ulang limbah kaleng minuman.

Proses ini sempat menuai pertanyaan kritis dari profesor asal Swiss yang juga pakar di bidang biomaterial. Namun, Prof. Agus mampu menjawab secara metodologis, dengan menjelaskan bahwa limbah kaleng yang telah melalui tahap pre-treatment dan proses reduksi termal dapat dikonversi menjadi serbuk aluminium murni berukuran mikron, yang layak digunakan sebagai material penguat (reinforcement) dalam komposit HA.

“Kami ingin menciptakan biomaterial yang tidak hanya kuat dan biokompatibel, tetapi juga murah dan berbasis sumber daya lokal. Ini penting agar akses terhadap implan tulang bisa lebih luas,” jelasnya.

Penelitian ini juga mengkaji perbandingan karakteristik tulang sapi dan babi. Ditemukan bahwa tulang babi memiliki tingkat biodegradabilitas yang lebih tinggi, meskipun aplikasinya masih menunggu penilaian etik dan fatwa keagamaan dari kalangan ulama.

Teknologi dan Tantangan: Dari Kalsinasi hingga Simulasi ANSYS
Tahapan penelitian tidak berhenti pada sintesis material. Prof. Agus beserta timnya menggunakan simulasi berbasis perangkat lunak ANSYS untuk menentukan parameter optimal sintering, terutama suhu dan tekanan pemadatan. Namun, dalam praktiknya, keterbatasan peralatan laboratorium menjadi tantangan tersendiri.

“Kami punya data dari simulasi yang ideal, tetapi realisasi eksperimental terkadang terhambat oleh keterbatasan suhu atau perangkat. Inilah kenapa kontrol proses dan konsistensi bahan baku menjadi sangat krusial,” tambahnya.

Yang membedakan penelitian ini dari banyak studi sejenis adalah tingkat kematangannya. Jika mayoritas penelitian baru sampai tahap sintesis dasar atau uji karakter awal, maka riset Prof. Agus telah mencapai level prototipe fungsional. Ini mencakup karakterisasi mekanik, fisik, dan biologis, serta validasi berbasis simulasi numerik.

Dampak dan Harapan untuk Hilirisasi
Menurut Prof. Agus, inovasi ini berpotensi menurunkan harga biomaterial implan cukup signifikan dibandingkan produk impor. Namun demikian, potensi disrupsi pasar menjadi tantangan yang tak kalah penting.

“Kalau ini diadopsi secara luas, tentu akan menggoyang harga pasar yang sudah mapan. Maka pendekatan regulasi, sertifikasi, dan kemitraan industri sangat dibutuhkan,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa produk ini dirancang tidak hanya sebagai capaian akademik, tetapi memiliki nilai translasional yang kuat yakni siap untuk dikembangkan menuju aplikasi industri dan layanan kesehatan nasional.

Menjadi Inspirasi dan Momentum UNTIRTA Go Global
Prestasi ini disambut antusias oleh mahasiswa Teknik Metalurgi, termasuk para peserta mata kuliah Teknologi Komposit yang selama ini menjadi ruang diskusi riset Prof. Agus.

“Saya bangga karena riset ini sering dibahas di kelas. Kami banyak belajar dari studi kasus langsung, dan sering diajak berpikir ke arah solusi nyata berbasis sains dan teknologi,” ungkap salah satu mahasiswa yang kini sedang menyusun tugas akhir.

Prof. Agus berharap, capaian ini bisa menjadi momentum bagi sivitas akademika UNTIRTA untuk lebih aktif terlibat dalam forum internasional, serta menunjukkan bahwa riset yang dikembangkan di kampus lokal pun memiliki daya saing global.

“Kalau kita ingin riset kita dilihat dunia, kita harus hadir dan berkompetisi di panggung dunia. Dan itu butuh kerja keras, kolaborasi, dan keberanian untuk tampil,” tutupnya.

 Fakultas Teknik Untirta mengucapkan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Prof. Agus Pramono atas prestasi gemilang ini. Semoga menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas akademika untuk terus berkarya dan membangun masa depan teknologi Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan.